Jumat, 19 Agustus 2016

PROFIL KECAMATAN ULU BELU KABUPATEN TANGGAMUS




 
Ulu Belu merupakan salah satu kecamatan dari 20 kecamatan yang ada di kabupaten Tanggamus yang memiliki luas wilayah 344,28 km2  dan terdiri dari 16 desa / pekon. Nama Desa / pekon tersebut adalah :



Luas Wilayah Menurut Pekon di Kecamatan Ulu Belu, 2015

Total Area by Village in Ulu Belu Subdistrict, 2015






Pekon                                                                Village
Luas (km2)                                          Total Area (square.km)
Persentase Percentage
(1)
(2)
(3)
1
Datarajan


  20.80
  6.04
2
Gunung Tiga
  34.00
  9.88
3
Karang Rejo
  46.00
  13.36
4
Pagar Alam
  27.50
  7.99
5
Muara Dua
  16.00
  4.65
6
Ngarip

  36.00
  10.46
7
Penantian
  10.65
  3.09
8
Gunung Sari
  9.10
  2.64
9
Sirna Galih
  38.48
  11.18
10
Ulu Semong
  45.52
  13.22
11
Rejosari

  15.12
  4.39
12
Sukamaju
  19.30
  5.61
13
Tanjung Baru
  5.02
  1.46
14
Sinar Banten
  6.05
  1.76
15
Air Abang
  14.74
  4.28
16
Petay Kayu*
-
-
Ulu Belu
  344.28
  100.00
Nb. *)
 Desa Petay Kayu data tidak tersedia, sementara luas wilayah masih bergabung dengan Ulu Semong.
Sumber:
BPS Tanggamus
Source:
Statistic of Tanggamus









Kecamatan Ulu Belu merupakan daerah berbukit atau pegunungan dengan tinggi terendah 560 di atas permukaan laut (dpl) di desa Petay Kayu dan yang tertinggi 1.100 dpl pada desa Penantian. Sumber Data diambil dari publikasi Kecamatan Ulu Belu Dalam Angka 2016 Publikasi Badan Pusat Statistik Kabupaten Tanggamus.

Berdasarkan hasil Sensus Penduduk 2010 (SP2010), jumlah penduduk di Kecamatan Ulu Belu mencapai 38.718 jiwa. Sensus Penduduk  2010 menjadi data dasar untuk menghitung  jumlah penduduk untuk tahun selanjutnya dengan menggunkan angka proyeksi. Tahun 2015 jumah penduduk di Kecamatan Ulu Belu terdiri dari penduduk laki-laki sebanyak  23.619 jiwa dan penduduk perempuan sebanyak  20.788 jiwa dengan nilai sex ratio sebesar  1.14 yang berarti dari 100 orang perempuan terdapat 114 orang laki-laki di Kecamatan Ulu Belu. Kecamatan Ulu Belu penduduk terbanyak ada di Pekon Gunung Sari dengan jumlah penduduk sebanyak  4.445 jiwa. Sedangkan pekon dengan jumlah penduduk terkecil adalah Pekon Muara Dua yang hanya berpenduduk sebanyak 1.012 jiwa. Rata-rata laju pertumbuhan penduduk di Kecamatan Ulu Belu 2.57 persen per tahun.

                Potensi Kecamatan Ulu Belu yang paling menonjol adalah sector pertanian dan sector pertambangan. Sector pertanian yang menjadi andalan masyarakat adalah Kopi, sedangkan untuk sector pertambangan adalah panas bumi yang juga menjadi objek vital nasional yang dikelola oleh pertamina.  Berdasarkan informasi dari BPS kabupaten Tanggamus, Kecamatan Ulu Belu memiliki 4 konsentrasi pasar yaitu desa Datarajan, desa Ngarip, desa Gunung Sari dan Desa Sirna Galih. Kecamatan Ulu Belu masih terdapat banyak hutan kawasan yang menjadi tempat tinggal bagi hewan-hewan yang dilindungi.


Jumat, 10 Januari 2014

MENGUTIP INSPIRASI

Tahun 2013 telah dilewati, banyak kisah yang dapat dipetik dari dalamnya. Kisah suka dan duka mengiringi langkah ke depan. Kenangan kenangan yang tak terlupakan tergores dalam hati dan berdampak kepada teman-teman dan keluarga. Tapi janganlah masa lalu menyurutkan langkah meraih cita-cita. Jangan pernah menyerah dengan kegagalan tetapi berusaha belajar mencari pintu menuju keberhasilan.

Ketika melihat mata Majwa dengan pemimpin pemimpin yang memiliki inspirasi dapat membangkitkan semangat kita bahwa kita pun bisa seperti mereka. Satu hal yang bisa kita pegang, kata Bapak Jokowi "Tetap Fokus Pada Pekerjaan Sekarang". Kiranya inilah yang bisa menginspirasi kita untuk melangkah ditahun 2014. 

Kamis, 18 Juli 2013

PERPISAHAN DENGAN PARA MITRA ST 2013 KOTA AGUNG BARAT

Banyak hal yang sudah kami lalui bersama. Suka duka serta serta temuan masalah selalu mengikuti tetapi selalu ada jalan keluarnya. Mitra kecamatan Kota Agung Barat terdiri dari 32 dua orang dengan berbagai bidang jenis pekerjaan. Rata-rata diantara mereka lulusan SMA sederajat dan selebihnya dari Diploma dan Sarjana. Banyak kesan dan pesan yang kami lalui selam pendataan, kesan dan pesan itu menjadi pelajaran buat kami untuk mendata lebih baik lagi.

Selama satu bulan penuh pendataan sensus pertanian 2013 tak jarang membuat mitra yang tidak siap dengan pola kerja cepat dan tanggap menjadi marah. Ada yang memaki dengan kasar berkaitan dengan SOP (Standar Operational Procedure), Mengancam karna telatnya keterlambatan upah, ada juga karna daftar isian kuisioner yang tidak dimengerti. Tapi rasa yang beraneka ragam itu menjadikan semuanya nikmat.

Dalam perpisahan kami tersebut saya berpesan kepada MITRA ST 2013, "Jika bapak dan Ibu masih dipergunakan oleh BPS, mendatalah dengan benar. Karna suatu saat data yang bapak ibu hasilkan dapat menguntungkan orang banyak jutaan rupiah bahkan akan merugikan orang banyak jutaan rupiah."

Akhirnya perpisahan itupun kami manfaatkan untuk bermaaf-maafan karna tidak ada manusia yang sempurna dalam melaksanakan tugasnya, dan dengan hati yang gembira kami makan bersama sama sebagai rasa syukur kami kepada Tuhan bahwa kami telah melewati semua tugas dengan selamat.

Mungkin waktu dan kesempatan tidak akan terulang lagi, tetapi kenangan-kenangan yang telah dilalui masih dapat diingat dan dipelajari kembali.

Foto Mitra Sensus Pertanian 2013 Kecamatan Kota Agung Barat Kabupaten Tanggamus - Lampung













Perpisahan Terakhir Bersama Mitra dan Makan Bersama.

Add caption




Rabu, 17 Juli 2013

JEJAK TERTINGGAL DI KAKI GUNUNG TANGGAMUS - LAMPUNG


Lonceng Sensus Pertanian 2013 telah di dibunyikan, saya dan para mitra telah menyusun rencana untuk melakukan pemutahiran rumah tangga di kecamatan kota agung barat. Kecamatan kota agung barat merupakan salah satu  dari 20 kecamatan yang ada di kabupaten tanggamus provinsi Lampung. Luas kecamatan Kota agung barat adalah ± 104.68  Km² dengan jumlah penduduk 20.975 jiwa (Tanggamus Dalam Angka 2012).

Hari jumat tanggal 4 Mei 2013 saya dan Kortim (kordinator tim) membicarakan dusun Ulu payung yang letaknya di pekon payung sebagai target pemutahiran. Pekon Payung yang memiliki luas 18 Km² ternyata terdapat dusun yang berada di punggung gunung Tanggamus. Serangkaian rencana sudah kami susun untuk perjalanan ke sana. Ada hal yang menjadi pertimbangan saya pada waktu itu, karna letaknya yang cukup jauh, maka saya mengambil kesimpulan untuk mendampingi pcl (pencacah lapangan) menuju ke dusun tersebut. Kortim mendampingi dua pcl lainnya tetap melakukan pemutahiran di sekitaran pekon payung.


Perjalan di mulai hari senin siang pukul 13.30 wib diberangkatkan oleh tiga Kortim di pekon Negara Batin dekat Kantor kecamatan. Ada kegelisahan para kortim pada waktu itu. Mereka berbisik bisik mengenai lokasi yang saya tuju. Sebelum berangkat saya berkata kepada teman-teman, “jika melangkah dengan niat tulus, maka jalan kita akan menjadi lurus”.   Kami menyusun barang-barang dengan menaruh jirigen 4 liter bensin di depan yang diikat dengan menggunakan kayu, beras kami taruh ditengah tengah dan tas kami gantungkan dipunggung. kami melaju dengan menggunakan motor rakitan yang sudah dirakit menjadi motor trill. Tanpa keraguan sedikitpun saya dan pcl berangkat dengan membawa bekal 5 kg beras dan 4 bungkus mie instan. saya mengira bahwa dusun yang kami tempuh tidak akan mengalami kendala dan akan dengan mudah menemukan warga. Keyakinan saya juga didukung bahwa pcl yang bersama saya merupakan penebang kayu yang sering ke gunung sehingga tidak sulit bagi kami untuk menuju ke dusun tersebut.

Melewati jalan setapak yang menanjak, kami menyusuri semak semak dengan jalan yang licin. Kami berhenti sejenak dan mengambil rantai untuk dipasangkan ke ban motor agar dapat melewati jalan yang licin. Gear depan pun diganti dengan ukuran yang cocok untuk mampu menaiki jalan yang menanjak. Satu jam setengah kami lewati akhirnya kami berhenti. Ada kebingungan di hati saya melihat muka pcl seperti cemas dan bingung. Lalu kami menemukan sebuah gubuk dan ternyata merupakan saudara pcl tersebut. Kami menitipkan motor disana karna jalan yang akan kami tempuh tidak mampu untuk dilewati motor.

Saat berjalan menelusuri jalan setapak yang menanjak, kami bertemu seorang ibu yang sedang memanggul kayu bakar diatas kepalanya. Pcl bertanya kepada ibu itu letak dimana dusun ulu payung berada. Menggunakan bahasa lampung sekitar 15 menit mereka berbicara saya tetap mengamat amati kecemasan yang nampak pada wajah pcl. Kami berjalan terus-terus berjalan hingga saya kewalahan dan tak kuat menanjak, yah maklumlah namanya orang kota tidak pernah naik gunung pasti akan kelelahan.

Pukul 18.30 wib kami sampai di posko Ulu payung. Posko ini adalah tempat menginapnya polisi hutan. Posko tersebut tidak ada orang dan terkunci rapat sehingga Kami tidak dapat masuk ke dalam. Kami melihat tidak ada jalan lagi menuju dusun ulu payung. Kami bingung harus mencari jalan kemana lagi. Lalu kami melangkah lagi ke bawah posko kira-kira 500 meter dan menemukan satu gubuk yang kosong berukuran 3 x 3 meter namun terkunci juga. Hari sudah gelap, namun kami tidak menemukan tempat persinggahan. Pcl berkata, pak sebenarnya saya belum pernah ke dusun Ulu payung dan hal ini yang saya takutkan bahwa kita tersesat dan tidak menemukan jalan. Saya terdiam sejenak dan berpikir bahwa inilah yang dicemaskan pcl sepanjang perjalanan. Saya berusaha menenangkan hati pcl supaya tidak ragu dengan apa sedang dijalankan. Karna gubuk terkunci maka kami membenahi halaman depan gubuk tersebut dan membuat api unggun. Saya menyuruh pcl untuk menebang daun pohon pisang untuk tempat duduk karna tidak ada tikar. Saya berkata kita akan melajutkan perjalanan besok pagi jadi sementara kita tidur di tanah ini. 

Capenya perjalanan membuat kami kelelahan dan kelaparan. Bingung melihat tidak ada makanan. Hanya ada beras 5 kg dan mie 4 bungkus. Saya mulai berpikir apa yang harus kami makan. Saya menyuruh pcl untuk mencari buah atau sejenisnya untuk menutupi rasa lapar. Kami lihat dengan menggunakan senter ada beberapa pohon pisang. Berharap akan menemukan buah namun ternyata tak satupun ada pohon yang berbuah. Lalu saya berkata kepada pcl, coba kita cari lagi entah timun, terong atau singkong supaya kita makan. Ternyata tak satupun yang dapat dimakan. Harap harap cemas mungkin itulah yang ada dibenak kami. akhirnya pcl yang bersama saya tidak mampu menahan laparnya sehingga harus memakan mie instan mentah sebab kami tidak membawa peralatan untuk memasak.

 Saat diguncang kecemasan, hp yang kami bawa ternyata masih bisa menangkap sinyal. Lalu seorang kortim menelpon keberadaan posisi kami. mereka bertanya kepada saya, bapak posisi dimana? Saya berkata berada tidak jauh dari posko ulu payung. Lalu kortim berusaha menelpon saudaranya yang berada di sekitaran gunung perak untuk menjemput kami. kurang lebih satu jam dengan berjalan kaki dari gunung perak menuju posko. Malam pukul 20.00 wib kami masih menunggu bantuan kalau kalau ada yang membawa kami untuk menemukan persinggahan sementara dan tidak tidur ditanah dengan beralaskan daun pisang. Tiba-tiba mendengar sautan ouuu... ouu... dan senter yang kedap kedip. Lalu kami menyahut juga dengan sautan itu. Ternyata dihutan jika ingin mengetahui ada oranga atau tidak, harus bersahut-sahutan.



Add caption


Photo : Ketika ditemukan oleh penunjuk jalan. (zaidin, Asrul, Venri VS (KSK), Albun dan Zahri.


Lalu empat orang menemukan kami dan meraka memperkenalkan diri bahwa mereka adalah saudara dari bapak fahmi yang merupakan salah satu kortim yang saya kordinir. Mereka membawakan kami nasi putih tapi tanpa lauk dan satu periuk untuk memasak air minum dengan api unggun, karna di gunung tidak ada lauk pauk. Namun karna rasa lapar yang tidak mampu kami tahan, nasi putihpun serasa lezat dan lahap dimakan. Saya berkata kalau mau tahu rasanya bersyukur untuk makan sekali kali harus naik gunung sebab tidak semua makanan ada di gunung. Akhirnya kami diajak singggah ke gubuk mereka dan bermalam disana agar esok hari dapat berjalan menuju dusun ulu payung. Keesokan harinya kami melanjutkan perjalanan dengan empat orang penunjuk jalan yang sudah menemukan kami. menempuh 2,5 jam berjalan kaki dari posko ulu payung dan melewati jalan setapak yang ternyata sudah tidak kelihatan lagi jalannya karna sudah ditutupi semak semak dan rumput yang tinggi maka kami sampai di dusun ulu payung dengan selamat.   

Foto - Foto Perjalanan ke Ulu Payung